Aku bersenda gurau dibalik layar tepat satu tahun. Dunia yang aku
rasa indah, "Ini duniaku," batin hati kecilku. Seolah sudah aku buang
memori masa putih abu yang mengecewakan. Aku tersenyum sendiri bak
iblis menyulut api di pencarian yang aku mengerti. Menghembuskan nafas
sejenak tanpa keraguan. Namun memori yang tak pernah hilang hadir lagi,
bahkan terus berulang sampai pikirku berputar bahwa , "Duniaku tak
pernah berubah", nadaku bosan.
Langkah yang buat aku berhenti, terurai saat melihat pesona buram itu. Aku menatapnya sejenak lalu mengacuhkannya. Tak terpikirkan olehku untuk bertanya siapa namanya, apalagi berteman dekat dengannya. Ragaku berlalu saja, mengehembuskan angin kecil melewatinya.
Suatu ketika yang tak pernah terduga. Aku hanya memulai dengan canda tanpa rasa. Dia, dia, dia..." batinku. Yang terpogoh-pogoh mengejar cintanya namun tak kesampaian. Aku linglung tak pernah sadar, ini rasa yang kedua. Dejavu. Apa mungkin ? "Oh," batinku seakan menolak. Aku pejamkan mata dan rasanya ini berbeda disaat aku dengan Sang Kanda. Ada keyakinan di lubuk hati ini, tidak terombang-ambing dalam ketakutan saat aku mencintai Sang Kanda.
to be continue...
Selasa, 17 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar