HELLO, WELCOME TO MY BLOG!
Image by Cool Text: Free Logos and Buttons - Create An Image Just Like This

Minggu, 30 Oktober 2016

Risalah...

Aku merasakannya,
Ego menuntunku, aku pikir bahagia
Meninggalkan jejak, nanah kan berbekas
Sekarang dia sembuh, namun hatiku luka
Tiada berdarah...

Sungguh menikmati rasa sakit,
Menelan mentah-mentah ingin muntah
Aku bisa apa?
Menerimanya untuknya, ku pikir bahagianya
Lalu...
Merelekannya suatu keinginannya, dan ternyata bahagianya

Tidak Tuan, Aku tidak sedang berharap
Kedatanganmu tak pernah ku tunggu
Aku menulis, untuk melupakanmu
Bukan karena masih ingin bersamamu...
Tidak lagi Tuan, terima kasih
Aku sebuah dosa untukmu...

Terka saja, tebak saja, kutukan apa?
Oh, kurasa ini karmaku Tuhan, benarkah?
Lalu kenapa berulang? Tetap menyakitkan
Yah Aku berhenti sajalah
Suciku mungkin sudah menjadi dosa

Waktu terhapus, Oh siapa saja!
Aku butuh nina boboku
Aku rindu semua, rindu diriku di 12 bulan lalu
Melupakan rasa sakit, menikmatinya
Menjadi takut jatuh cinta, bahagiaku
Dan kini aku harus mengulang prosesnya
Lagi...


Lagi...
Aku kira dua hati yang pernah rasakan luka
Saat bersatu tak akan pernah saling melukai
Hingga Aku berani untuk semua
Logikaku kalah dengan takdir Tuhan
Biarkanlah...

Jika,
Ada peta menuntunmu kembali
Aku pastikan, merobeknya
Membakarnya, membinasakannya
Percayalah...
Aku mencintai aku,
Di malam-malam...
Di setiap malam dengan air mata
Hingga..
Aku menyakiti hidupku sendiri...
Aku tidak akan lupa ini yang kedua kalinya 
Tapi tidak lagi Tuan untuk ketiga kalinya
Karenamu,

Selasa, 25 Oktober 2016

Dosa...

Aku meneguk methaporical gin
Katanya meneguk dosa kan lupa
Untuk jiwa yang hilang
Untuk morfin kebersamaan

Aku dosamu, ah aku ingat kata itu
Nafasku saja tak bisa rasakan baumu
Aku rasa ini bukan salah kedua selat dan pulau
Ini egomu, yang tak mencintai kebutaanku...

Aku kembali,
Membuang memori sebagai mimpi burukku
Bukan untuk mengenalmu lagi,
Ah... cukup, Aku sudah tak mengenal sebuah jiwa di dalammu
Jiwa yang ingin buatku bahagia sudah mati bagiku...

Aku menghujanimu dengan cintaku
Namun Kau berteduh dengan payungmu
Mencari hujan yang Kau sukai
Ah aku butuh Tequillaku
Saat ini, untuk berfantasi dengan keseimbanganku

Egoku takkan pernah eluhkan egomu
Aku rasa Tuhan menarikku memang sebagai sebuah dosa
Dosamu? Aku terlalu berdosa untukmu
Tapi tidak untuk mawar lain di hatimu

Aku tak akan lupa
Bagaimana aku membuang luka
Ke dasar jurang  gelapnya hati
Aku sebut "keikhlasan"
Hingga aku masih terjebak di sungai "kekecewaan"

Jumat, 21 Oktober 2016

Deru...

Ragu, aku menderu deru
Hiruk pikuk ingin tanyakan syahdu
Semukah semua memori itu?
Biar saja, pudar, pergi, dan lari
Lalu jangan kembali

Aku teduhmu, dulu begitu
Kau payungku saat hujan mengecewakanku
Langkah kakiku terus berjalan di sebelahmu
Hingga Aku tak tahu Kau telah berhenti
Aku masih berjalan dan jatuh di jurang "kebodohan"

Duniamu sentuh inti jantungku,
Kau keseimbanganku...
Duniaku terguncang, mungkin Kau tahu
Dan aku sekarang tahu
Tektonik itu hanya sandiwaramu

Ragaku menarik diri dari setiap celah
Kau tak perlu usik aku, begitupun aku
Biar cerita barumu dengannya Kau ukir
Biar Aku mengobati jiwaku untuk kebahagiaanmu...
Dan hilang...

Di batas memori ini,
Setiap sudut kota menjadi kenangan indah
Perlahan aku sadar itu hanya kepura-puraan
Biarlah seperti ini, jangan Kau cegah
Tentang pradugaku untuk melupakanmu

Senin, 17 Oktober 2016

Curse~

Aku mengutukmu...
Setiap hela nafasmu
Langkah kakimu
Bahkan tawamu

Entah rasa sakit apa ini
Simfoni syahdu terus meneriaki telingaku
Air mata lelah dan mengabaikanku
Aku tak ingin menyakiti diriku lagi
Dengan mengenalmu...

Lamunanku, aku membencinya
Aku kira telah menyentuh hatimu
Namun aku salah,
Aku tak ingin dengar lagi...
Suaramu...

Biarlah egoku meluap
Aku ingin Kau membenci Aku...
Hingga Kau tak akan mengganggu aku
Dengan rasa yang tak pantas
Dan Aku menyerah...

Aku mengutukmu,
Demi kebahagianku..
Agar kau membenci aku...
Hingga Aku lupa pernah mengenalmu...
Aku mengutukmu untuk pergi dari kehidupanku...

Selasa, 04 Oktober 2016

Hati Hari Ini...

Kemarin,
Aku tengah patah hati...
Tak mampu tertawa, hanya meneteskan air mata
Tersenyum tuk mengelabui kawan,
Bahwa aku baik-baik saja...

Lalu bagaimana dengan hariku saat ini?
Setidaknya aku mampu tertawa lepas kembali...
Rasa sakit yang kau beri masih tersisa,
Tenanglah... Aku akan terbiasa dan sedang mulai terbiasa...

Apa kabarmu hari ini?
Yah aku dengar kau sedang bahagia dengan seseorang yang baru...
Aku akan turut berbahagia atas dirimu, perlahan...
Aku sedang belajar merelakan takdir,
Karena hatiku belum sembuh benar...
Sabarlah, aku akan menunjukan senyumku nanti saat Kau akan memberiku kabar itu...
Aku harap saat itu hatiku sudah sembuh dengan obat yang tengah ku teguk berlabel Ikhlas...

Tak Kau tanyakah bagaimana hatiku saat ini?
Yah, sedang terbuka untuk menulis kisah baru dengan seseorang yang baru...
Aku tidak takut, tidak akan takut...
Aku akan hanya menulisnya sedikit berbeda,
Untuk seseorang yang datang karena Allah SWT...
Bukan seperti kita kemarin, hanya karena nafsu ingin saling memiliki...


Copyright© All Rights Reserved dadesire.blogspot.com