Aku bahagia...
Rasa ini sesak, meracuni air mataku. Kelam, kisahku dan kau. Membawa bencana hatiku lalu rusak patah terkoyakkan. Hampir merusak rongga nafasku, detak jantungku tak berirama. Denyut nadiku lesu, hampir menutup telinga dan membuka mata.
Aku kira ini akan jadi patah hati terlamaku
Aku percaya lagi. Kau orangnya yang aku banggakan. Aku mencinta lupa pada Pencipta. Seluruh hatiku milik Kau, yang mematahkan lagi. Nodai kepercayaanku, gerogoti semangatku dan hilang.
Dan Dia datang...
Malam dan boneka hello kitty dari Kau menjadi saksi tetes-tetes air mata tiga bulan lamanya. Aku takut mendengar semua tentang Kau. Hingga Aku menutup semua celah untuk Kau dari hidupku. Pergilah...
Jantungku mulai berdetak lagi
Kepergian yang Kau beri adalah kesedihanku. Aku yakin kan lama tuk berpaling. Aku menikmati cinta ini, bernafas bersama kisah yang bertepuk sebelah tangan. Kau berkhianat dan itu menyakiti Aku dengan seluruh asa ku. Aku belajar mencintai kepergian itu. Aku percaya ini karena cinta Tuhan padaku.
Hatiku terbuka segera, cepat, dan Aku tidak sedang berlari...
Dia datang dan menertawakan akhir ini. Aku membencinya. Dia mengejek semua celah. Dia mengolok perasaan sakitku. Dia mempermainkan Aku.
Aku melihatnya dan hatinya
Dia ragu akan Aku. Aku tak merasakannya. Hingga Dia lelah terus berpura-pura. Aku akan menjadi candunya. Namun, Dia adalah canduku saat ini. Dia menggerakkan segala kasihku. Dia adalah kakak yang menginginkan Aku jadi baik untuk Tuhanku. Aku berdegup.
Namun ini cinta dalam diam...
Aku yakin aku tidak menjadikannya pelarian karena nafasku sesak. Bayangku tentangnya. Aku hampir lupa dengan Kau semua tawa Aku dan Kau. Aku terus merindunya. Aku bercerita dalam doa tentangnya. Walau Aku tahu, belum tentu Aku dalam anganya. Namun keyakinan ini lebih kuat dari yang Aku rasa. Batinku yang melihatnya. Aku bahagia merasakan Dia.
Checkmate...
Aku jatuh cinta. Jatuh yang akan Dia tangkap. Aku percaya karena itu Dia.
