Aku merasakannya,
Ego menuntunku, aku pikir bahagia
Meninggalkan jejak, nanah kan berbekas
Sekarang dia sembuh, namun hatiku luka
Tiada berdarah...
Sungguh menikmati rasa sakit,
Menelan mentah-mentah ingin muntah
Aku bisa apa?
Menerimanya untuknya, ku pikir bahagianya
Lalu...
Merelekannya suatu keinginannya, dan ternyata bahagianya
Tidak Tuan, Aku tidak sedang berharap
Kedatanganmu tak pernah ku tunggu
Aku menulis, untuk melupakanmu
Bukan karena masih ingin bersamamu...
Tidak lagi Tuan, terima kasih
Aku sebuah dosa untukmu...
Terka saja, tebak saja, kutukan apa?
Oh, kurasa ini karmaku Tuhan, benarkah?
Lalu kenapa berulang? Tetap menyakitkan
Yah Aku berhenti sajalah
Suciku mungkin sudah menjadi dosa
Waktu terhapus, Oh siapa saja!
Aku butuh nina boboku
Aku rindu semua, rindu diriku di 12 bulan lalu
Melupakan rasa sakit, menikmatinya
Menjadi takut jatuh cinta, bahagiaku
Dan kini aku harus mengulang prosesnya
Lagi...
Lagi...
Aku kira dua hati yang pernah rasakan luka
Saat bersatu tak akan pernah saling melukai
Hingga Aku berani untuk semua
Logikaku kalah dengan takdir Tuhan
Biarkanlah...
Jika,
Ada peta menuntunmu kembali
Aku pastikan, merobeknya
Membakarnya, membinasakannya
Percayalah...
Aku mencintai aku,
Di malam-malam...
Di setiap malam dengan air mata
Hingga..
Aku menyakiti hidupku sendiri...
Aku tidak akan lupa ini yang kedua kalinya
Tapi tidak lagi Tuan untuk ketiga kalinya
Karenamu,
Minggu, 30 Oktober 2016
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar