Ragu, aku menderu deru
Hiruk pikuk ingin tanyakan syahdu
Semukah semua memori itu?
Biar saja, pudar, pergi, dan lari
Lalu jangan kembali
Aku teduhmu, dulu begitu
Kau payungku saat hujan mengecewakanku
Langkah kakiku terus berjalan di sebelahmu
Hingga Aku tak tahu Kau telah berhenti
Aku masih berjalan dan jatuh di jurang "kebodohan"
Duniamu sentuh inti jantungku,
Kau keseimbanganku...
Duniaku terguncang, mungkin Kau tahu
Dan aku sekarang tahu
Tektonik itu hanya sandiwaramu
Ragaku menarik diri dari setiap celah
Kau tak perlu usik aku, begitupun aku
Biar cerita barumu dengannya Kau ukir
Biar Aku mengobati jiwaku untuk kebahagiaanmu...
Dan hilang...
Di batas memori ini,
Setiap sudut kota menjadi kenangan indah
Perlahan aku sadar itu hanya kepura-puraan
Biarlah seperti ini, jangan Kau cegah
Tentang pradugaku untuk melupakanmu
Jumat, 21 Oktober 2016
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar