Bodoh

Bodoh... Aku berharap kalimat itu diucapnya lagi. Aku meneguk segelas vodka menanti bunyi Ping di hpku. Menanti dia menagajakku lagi dalam sebuah dosa. Aku hanya heran mengapa aku tak punya hati? Jujur aku tidak mau, tapi siapa yang bisa menolak rasa ini walau aku tahu tidak akan ada lembaran indah untuk aku dan dia. Mungkinkah itu hanya permainan kata-kata yang ku terka dengan serius? Aku tidak yakin... Aku berharap Ia serius walau itu sebuah dosa... Sekali saja Tuhan aku ingin bersamanya walau hanya satu jam berdua... Aku ingin memilikinya, dan takdir telah menjawab tidak mungkin... Tak terpikirikah olehku ini sebuah isyarat setan? Yah, aku tahu tapi aku ingin... ingin... mengaguminya dan memilikinya satu hari saja... lepas itu aku akan pergi selamanya. Perasaan ini tak berlogika! Aku menuntut Tuhan mengapa mempertemukannya baru sekarang. Aku bisa saja memilikinya jika kami bertemu 3 tahun yang telah lepas... Ini nafsu yang gila, aku menggilainya... Oh jahatnya kamu kak... Seperti memberi harapan baru untuk hatiku yang tengah terurai... Mengapa kau tambah kata-kata manis untuk mengajakku meluangkan waktuku bersamamu. Dalam keadaan yang salah aku tetap menunggu ajakan itu lagi. Aku dibodohi oleh kata-katamu yang kiranya serius...